Selasa, 27 Oktober 2015
















Pulau Jeju

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jeju
Lokasi
Letak Jeju
Nama bahasa Korea
Hangul: 제주특별자치도
Hanja: 濟州特別自治道
Alihaksara Baru: Jeju Teukbyeol Jachi-do
McCune-Reischauer: Cheju T'ŭkpyŏl Chach'ido
Data dan statistik(2004
Luas: 1 845,55km²
Penduduk: 560 000 jiwa
Kepadatan: jiwa/km²
Pemb. administratif: 2 si
ISO 3166-2:
Situs resmi: http://www.cyber.jeju.go.kr/
Jeju, Pulau Vulkanik dan Tabung Lava
Jeju-island.jpg
Situs Warisan Dunia UNESCO
Negara  Republik Korea
Tipe Alam
Kriteria vii,viii
Nomor identifikasi 1264
Kawasan UNESCO Asia Pasifik
Tahun pengukuhan 2007 (sesi ke-27)
Pulau Jeju (Jeju-do) adalah pulau terbesar di Korea dan terletak di sebelah selatan Semenanjung Korea. Pulau Jeju adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus Korea Selatan.
Terletak di Selat Korea, sebelah barat daya Provinsi Jeolla Selatan, yang dahulunya merupakan satu provinsi sebelum terbagi pada tahun 1946. Ibukota Jeju adalah Kota Jeju (Jeju-si).
Topografi Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu oleh aktivitas vulkanis. Di tengah-tengah pulau muncul Hallasan (Gunung Halla), gunung tertinggi di seluruh Korea (1.950 m). Pulau ini bercuaca hangat sepanjang tahun dan pada musim dingin jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup.
Pulau Jeju dijuluki Samdado, "Pulau yang Berlimpah dengan Tiga Hal" yaitu, bebatuan, wanita dan angin]. Karena memiliki keindahan alam dan kebudayaan yang unik, Pulau Jeju adalah salah satu objek wisata paling terkenal di Korea. Dalam catatan sejarah, Jeju disebut dalam berbagai nama, mulai dari Doi, Dongyeongju, Juho, Tammora, Seomna, Tangna atau Tamra.
Kota pelabuhan terdekat Jeju dengan daratan utama Korea adalah Mokpo, provinsi Jeolla Selatan. Panjang garis pantai 253 km, luas keseluruhan 1.825 km². Suhu di Jeju dapat bervariasi, mulai dari tropis sampai subtriopis. Suhu rata-rata per tahunnya adalah 14,6° C dan 4,7° di musim dingin. Keanekaragaman flora yang tumbuh di Jeju sangat berbeda dengan yang ada di Semenanjung Korea. Karena iklimnya yang baik, pulau ini ditumbuhi lebih dari 1.700 jenis tanaman, sehingga Jeju dijuluki sebagai "Pulau Botani" karena kekayaan floranya.
Selama berabad-abad, penduduk Pulau Jeju dijuluki sebagai yukgoyeok ("enam jenis pekerja keras") yang merujuk kepada warga yang mengerjakan berbagai pekerjaan sulit dan berat untuk hidup, seperti mencari abalon dan kerang dengan cara menyelam ke dasar laut, membangun pelabuhan, beternak, membuat kapal dan bertani. Seringkali mereka diperas demi membayar upeti kepada penguasa di ibukota. Bencana alam seperti kekeringan dan angin topan juga sering mengakibatkan gagal panen dan kelaparan yang memakan banyak korban jiwa.
Peristiwa paling kelam dalam sejarah rakyat Jeju adalah insiden berdarah pada periode pembentukan Republik Korea pada tahun 1948 sampai periode Perang Korea (1950-1953) dimana banyak warganya dibantai karena dianggap sebagai sarang pemberontak atau pengikut komunis. Karena mengalami kehidupan yang keras oleh tekanan penguasa, warga Jeju dikenal sebagai orang-orang yang tabah dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Rakyat Jeju menyatakan tentang kehidupan mereka dengan ungkapan:

Kamis, 22 Oktober 2015

Atikel

Thirst of the Science
Seek knowledge up to China. Perhaps the phrase that we often hear by us as a student of knowledge. The phrase was just a picture that we must seek knowledge wherever we are. Not that China is becoming a benchmark we stop looking for science. However, China country serve as examples of countries that have the quality of work and have the router generation outstanding compared to other countries.
Hard work and discipline owned Chinese people which makes it a strong state and a larger current compared with the superpower, like the United States and others. Therefore, the Chinese state used as a country that has more charisma than other countries.
Not only that, for a Muslim, we are obliged to seek knowledge from the cradle to the grave. This has been God wrote in a hadist that reads, “Seek knowledge from the cradle to the grave”. After we are born in this world, in fact we already have an obligation to study. It can be seen from the first time we can talk, crawl, walk, run, read, write, and so forth.
It all starts from the cradle of a mother who taught us to be a variety of things until we pass through childhood, adolescence, adulthood, and old. Seeking knowledge has no limits. When we got older age, does not mean we stop to study. Limits us to stop seeking knowledge is when the breath has been in the esophagus. That is the moment when we cease to seek knowledge.
Then lost the for people who spend time just for the fun of it. Science should not we get in the formal environment, such as schools, learning institutions, and so forth. However, the science we can get where we are. The people we have met and the places that we visit, even the environment around us can be a science for us if we are aware of it.
There is a parable that says that the rich are those who have a large library, while the poor are those who have a fancy house. Do you know what the purpose of that expression? Behold, those who have the science will beat any people who own property but not thinking about science.
Knowledgeable people will be thinking about what he wants to use his knowledge while those who only own property but which do not have the knowledge, then he will be satisfied with their got any treasure. That is the difference between those who have knowledge and not.
Be those who thirst for knowledge wherever you are and the people you meet every day. Because science is a gem that should we find in this world. Without science, we would not be able to know that the world was created by God to us as a student of knowledge if we could use it.

Softskill semester 8

20 Sentences with Slang Words   1.       Ain’t : am not, are not, is not, has not ( He says he ain’t mad ) Google translate: d...